Jumat, November 02, 2012

"Saya Cinta DKM !"


Empatpuluh menit menjelang magrib akhirnya saya menginjakkan kaki lagi di kosan, baru aja buka gembok pagar kosan yang berisik banget karena di penyanggal pagar di taruh lonceng kecil, dan kalau ditarik bikin suara gemerincing menandakan seseorang ada yang mau keluar dari kosan atau masuk ke kosan. Tiba-tiba saya mendengar suara “yuni...!!, yuni kenapa??” sontak saya tau kalau itu suara afnan, tapi orangnya gak ada dan kok bisa tau  gitu kalau saya yang pulang ( wuihh seree..m). Saya langsung balik nanya “afnan..? afnan dimana?” sambil jalan ke kamar karimah yang pintunya kebuka, ternyata sumber suara dari sana. Afnan dan karimah baru selesai makan sambil nyengir ke saya, lalu nanya lagi “yuni kenapa??” pertanyaan afnan bikin saya bingung apalagi ditambah tatapan karimah seperti menunggu sebuah jawaban. Saya cuma bisa jawab “ huh?? Yuni gak kenapa-napa nan, yuni baik-baik aja kok” sambil pasang tampang polos, habis saya bingung kenapa afnan nanya begitu. Emang beberapa waktu belakangan ini saya sedang uring-uringan dengan amanah yang sedang diemban, mungkin afnan khawatir dengan keadaan saya. Dalam hati, saya merasa bahagia punya teman yang bisa mengerti, khawatir, menyayangi dan menguatkan pada saat saya butuh penguat disisi.
Beberapa menit menjelang magrib saya habiskan dengan ngobrol bareng afnan dan juga karimah, kita saling curhat tentang aktifitas dan hal-hal menarik yang dialami di kampus. Kami tertawa cekikikan karena banyak hal-hal lucu yang di alami. Setelah puas ngobrol dan sepertinya gak ada pembahasan yang buat di obrolin lagi, saya dan afnan pamit sama karimah buat balik ke kamar masing-masing. Kebetulan kamar saya dan kamarnya afnan terletak di lantai 2. Sampai di lantai 2, saya dan afnan ngobrol lagi sebentar terkait amanah kami. Yaa..h begitulah saya dan afnan, kami berusaha untuk saling menguatkan, mengingatkan dan membantu satu sama lain. Tiba-tiba saya dikagetkan lagi sama suara umi junior saya di DKM sekaligus juga di jurusan dan kosan yang baru pulang kemudian bilang “teteh.. umi cinta sama DKM sekarang!!” sambil senyum-senyum ke saya dan afnan. Kami berdua cuma bisa tertawa liat tingkah kocak dan lucunya umi, yang tiba-tiba bikin pernyataan begitu dan langsung cerita kenapa dia bisa jatuh cinta sama DKM.
Pernyataan cinta terhadap DKM dari si umi begitu terasa merdu, dan menenangkan bagi saya daripada kata-kata “aku cinta kamu.. maukah kamu menjadi pacar sekaligus kekasihku?”, eits jangan kaget dulu, karena bagi saya kata-kata ini bukanlah kata-kata yang dihasilkan dari sebuah perjuangan, makanya gak ada indahnya sedikitpun. Karena saat ini saya sudah mengalihkan haluan saya dari perjuangan kebanyakan remaja yang ababil (anak baru gede labil) pengen punya teman lawan jenis yang spesial, menjadi pencarian terhadap teman spesial untuk menemani perjalanan hidup meraih ridha Allah (Astaghfirullah.. kok jadi curhat  =.=’’). Sebenarnya saya dan teman-teman seangkatan di DKM saat ini adalah kumpulan orang-orang yang diberikan amanah untuk merangkul adik-adik kami untuk bisa menjadi penerus tongkat estafet dakwah kampus khususnya di fakultas kami tercinta. Setiap rangkulan yang kami lakukan terselip cinta dari hati-kehati karena seluruh kader keluarga besar DKM adalah saudara yang saling mencintai di jalan Allah. Kami dapat melakukan hal ini karena ditularkan oleh manisnya perjuangan parasenior sebelumnya yang dengan kegalauan mereka, bahkan mungkin tangis dalam berdakwah dan merangkul kami untuk melanjutkan perjuangan mereka, dan berhasil menular kepada kami. Cinta terhadap saudara dijalan Allah dan karena Allah pun tumbuh dan berkembang. Tak terasa saat ini, saya dan teman-teman berada pada posisi itu. Makanya saat mendengar umi menyatakan kalau dia cinta terhadap DKM membuat saya sangat bahagia, yang mengartikan bahwa perjuangan dan cinta kami dalam merangkul adik-adik di DKM tidak bertepuk sebelah tangan.. (\T_T/ terharu).
Bagi saya pribadi, kecintaan terhadap DKM dan saudara-saudara yang ada di DKM sudah lama saya miliki. Perasaan itu ada, tumbuh dan berkembang karena DKM adalah lembaga dakwah fakultas yang Allah jadikan salah satu wasilahNya (sarana) dalam mengajarkan arti dan hakekat kehidupan pada saya hambaNya. Karena hal itu DKM memiliki tempat tersendiri di hati saya,  yang menyebabkan perasaan rindu jika lama tak berjumpa dan bersilaturrahim dengan teman-teman di DKM. Meskipun amanah di DKM yang saya terima terkadang membuat saya harus banyak berkorban. Korban perasaan adalah hal yang paling sering saya rasakan, amanah saat ini membuat saya galau dan tertekan. Tapi perasaan nyaman dan kecintaan saya terhadap DKM yang saya bangun telah mengalahkan kegalauan dan tekanan yang saya rasakan, karena saya yakin Allah yang mentakdirkan saya berada di DKM dan menjadi kader dakwah bersama teman-teman saya yang lainnya untuk menyempurnakan proses pencarian bekal kami masing-masing saat kembali ke sisiNya. Dan Allah tak akan menyia-nyiakan pengorbanan seorang hamba dalam menolong agamaNya dengan niat semata-mata untuk meraih keridhaanNya J   


Tidak ada komentar:

Posting Komentar