Tersesat dari jalan menuju rumah tidak
selamanya mengerikan karena ada banyak pelajaran yang bisa diambil dari tersesat.
Dan saya sering sekali mengalaminya. Sabtu tanggal 9 februari kemaren adalah keempat
kalinya saya tersesat dan tidak tau jalan pulang. But, I’m fine so far because
I have Allah that always guard me. Tapi saya berdoa agar tidak tersesat
lagi karena kedua orangtua sangat mengkhawatirkan kecerobohan saya ini.
Pengalaman pertama saya tersesat adalah
saat tinggal dengan kakak di kota padang untuk belajar di sebuah tempat
Bimbingan Belajar SNMPTN. Biasanya saya pulang dari tempat bimbingan belajar dengan
teman-teman. Namun, pada hari itu mereka pergi ke salon, waah saat
itu saya benar-benar tidak suka datang ke salon karena cuek dengan penampilan,
jadilah saya pulang sendirian. Sebenarnya saat itu saya sangat takut karena tidak
pernah bepergian sendiri dikota padang, lagi pula saat itu saya baru
berusia 18 tahun. Saya tersesat karena salah naik bus kota yang seharusnya menuju
ke kampus UNP (Universitas Padang). Tapi, malah naik yang ke arah kampus Unand
(Universitas Andalas). Ketika sudah jauh tersesat saya baru menyadarinya, tanpa
pikir panjang saya langsung menelfon kakak tapi hpnya tidak aktif. panik, saya hanya
menangis sampai ke tempat pemberhentian bus. Saat itu saya benar-benar
ketakutan, dan saya beranikan diri bertanya pada mba’-mba’ yang saat itu saya fikir
adalah mahasiswa Unand bagaimana rute jalan menuju tempat tinggal kakak yang berada
di dekat wilayah kampus UNP. Untungnya saya bertanya pada orang yang tepat,
beliau langsung menunjukkan angkot dan rute yang harus ditempuh untuk sampai
pulang ke tempat kakak. Sesampainya di kediaman kakak, saya menagis semalaman
karena takut dan ngambek pada kakak yang tidak mengangkat telfon.
Pengalaman tersesat kedua kalinya adalah saat
pertama kalinya pulang ke Bukittinggi untuk liburan idul fitri setelah kuliah
selama dua bulan di Jatinangor. cerita lama kembali terulang, saya salah naik
bus lagi. Seharusnya saya naik bus primajasa yang ke arah lebak bulus Jakarta
via tol. Tapi, malah naik bus yang menuju kampung rambutan Jakarta via cianjur
dan puncak. Perjalanan dari Jatinangor menuju Jakarta yang seharusnya ditempuh 3 jam menjadi 8 jam. Kali ini saya tidak begitu panik karena bersama
seorang teman kuliah yang juga mau pulang ke Bukittinggi. Dan beruntungnya saat
sampai di kampung rambutan saya langsung dijemput oleh paman, karena saat diperjalan
saya ditelfon ayah dan ibu yang selalu memantau keadaan saya setiap harinya. Waktu
saya bilang bahwa saya salah naik bus ibu menangis panik karena anak
perempuannya tersesat dan langsung menelfon paman untuk menjemput saya. Saya
merasa sangat bersalah pada ayah dan ibu karena sudah membuat keduanya
khawatir.
Pengalaman tersesat ketiga kalinya terjadi
setahun yang lalu, saat KKN (Kuliah Kerja Nyata) di desa Sukamerang
kabupaten Garut. Waktu itu saya pulang ke Jatinangor untuk mengambil beberapa
pakaian sekaligus membeli tiket pesawat ke Padang karena saya berniat pulang ke
Bukittinggi setelah KKN selesai, pada hari itu juga saya balik ke tempat KKN. Tapi,
saya mengulangi kesalahan yang sama, naik bus tanpa bertanya apakah bus
tersebut melewati desa Sukamerang atau tidak. Karena menurut hemat pikir saya,
bus yang menuju kota Garut tentu saja melewati desa Sukamerang. Saya baru sadar kalau tersesat setelah sampai di Tarogong, kemudian saya langsung minta di
turunkan bapak supir bus di Masjid terdekat yang ada karena waktu magrib sudah
masuk. lalu saya turun di depan Masjid alun-alun Tarogong Garut, kemudian shalat
magrib di sana dan untuk pertama kalinya dalam hidup, saya merasakan ketenangan
ketika tersesat di perjalanan. Saat itu saya berpikir hari sudah malam dan saya
berada di masjid..di rumah Allah..tempat yang aman dan saya berdoa kapada Sangpemilik
jiwa untuk tetap menggenggamnya, dan menganugerahkan saya ketenangan. Saat
itu saya mengambil keputusan, bahwa saya tidak akan bilang pada ayah dan ibu kalau saya sedang tersesat dan membuat keduanya khawatir. Namun feeling seorang
ibu memang sangat kuat, tepat setelah selesai shalat magrib hp saya
berdering dan ternyata yang menelfon adalah ibu yang menanyakan bagaimana
keadaan saya. Padahal hari itu ibu sudah menelfon paginya. Ibu memang
biasa menelfon saya setiap hari, tapi jarang sekali ibu menelfon sampai
duakali. Saat itu saya bilang pada ibu bahwa saya baik-baik saja dan baru saja
selesai shalat magrib. Pada hari itu saya benar-benar menyadari bahwa saya hanya
punya Allah tempat bergantung, pasrah padaNya. Saya tidak tau jalan pulang ke
tempat KKN, saya juga tidak punya saudara di kota Bandung ataupun Garut untuk
dimintai bantuan. Saya memutuskan untuk menginap saja di Masjid, karena saya
perhatikan Masjid begitu ramai ada banyak ibu-ibu yang datang untuk shalat dan
ada bapak-bapak yang sepertinya sedang liqo di bagian ikhwan. Atau Allah
mungkin akan mendatangkan pertolonganNya melalui ibu-ibu yang datang untuk
shalat, kali aja ada ibu-ibu yang mau menampung saya karena just look I’m a
nice girl. hehe. Pada saat saya tengah sibuk dengan pikiran-pikiran dimana akan
beristirahat malam itu, terdengar bunyi hp tutut..tutut.. pertanda ada sms yang
masuk. Ternyata sms dari zara teman KKN sekaligus teman sekelas di jurusan yang
khawatir dan bertanya sekarang saya sudah sampai dimana, dan kenapa belum sampai
juga di tempat KKN. Ternyata pertolongan Allah datang dari arah dan tempat yang
tidak pernah disangka, saat itu juga zara langsung meminta cowok-cowok yang satu
KKN untuk menjemput saya di Masjid Tarogong. Tanpa banyak bicara mereka
langsung datang menjemput malam itu padahal jarak dari Sukamerang ke Tarogong
membutuhkan waktu 1 jam perjalanan. Kejadian ini merupakan pelajaran yang
paling berkesan dalam hidup saya, meskipun tinggal jauh dari orang tua dan
keluarga. Saya tidak pernah sendirian, karena Allah memberikan saya saudara
yang peduli dan menyayangi dimanapun saya berada. "Terima kasih kepada
Zara yang sudah meminta batuan kepada teman-teman yang lain untuk menjemput yuni,
Teh caesar yang marah-marah menasehati yuni karena ceroboh. Kepada Resty, willy,
deni, kumis (lupa nama aslinya) dan gusman yang rela menembus dinginnya malam pake
motor datang menjemput yuni. InsyaAllah kenangan dengan kalian semua tidak akan
pernah yuni lupakan seumur hidup. Terima kasih kawan semoga Allah membalas
kebaikan kalian dengan sebaik-baik balasan" ^_^
haha... yuni..yuni... ane aja lupa ente pernah kesasar di garut...
BalasHapuspengalaman ya di tanah jawa :D
yuni gk bisa ngelupain sampe sekarang dan kayaknya gk bakalan pernah bisa lupa zar,, horor banget lah waktu yuni nyasar. hohoho
Hapus